Adalah suatu dambaan bagi setiap orang tua terhadap si buah hatinya, agar nantinya bisa menjadi insan atau generasi yang tangguh , tanggap dan trengginas dalam menghadapi setiap persoalan yang menghadangnya. Orang tua disini tidak selalu yang melahirkan dan membesarkan mereka ( ayah dan ibu ) tetapi artinya bisa lebih diperluas termasuk pembimbing dalam suatu kelompok / lembaga kursus, pendidikan atau apalah yang melibatkan generasi muda, mulai dari usia dini , balita , anak-anak, remaja sampai dewasa.
Setiap orang tua selalu bermimpi agar si buah hatinya mau dan tanggap terhadap hal-hal disekitarnya, contoh sederhana jika diatas meja ada benda yang tidak semestinya berada dimeja maka orang tua berharap mereka ( si buah hati ) tergerak hatinya untuk memindahkan benda itu ketempat yang pantas. ada kertas berserakan di ruang belajar maka orang tua berharap mereka bisa membenahinya menjadi rapi kembali tanpa harus menunggu aba-aba dari sang ibu atau ayah.
Dari perkembangan usia kian hari kian bertambah juga problema yang harus diterima oleh orang tua karena prilaku dan perbuatan sang buah hati, namun mereka tetap berharap dan selalu berharap agar sang buah hati bisa berubah ke prilaku dan perbuatan yang lebih baik dari sebelumnya. Peribahasa lama : "Kasih Ibu sepanjang jalan sedang kasih anak sepanjang penggalah" ternyata benar-benar betul dan betul-betul benar.Tidak akan pernah ada kata capek atau lelah yang keluar dari mulut seorang ibu karena sering menasehati sang buah hati disebabkan sesuatu hal yang dilakukan, Tetapi mengapa dan mengapa si buah hati kadang tidak peduli terhadap itu semua, Subhanallah Maha Agung Engkau Ya Allah yang telah menganugerahkan hati yang tulus disetiap ibu-ibu yang ada dimuka bumi ini.
Di sekolahpun kadang juga terjadi hal yang hampir sama dengan dirumah. Posisi sang buah hati ditempati oleh siswa/murid sedang posisi orangtua adalah guru. Untuk di tingkat SD , SMP, SMA yang masih kelas 1 jika siswa belum cepat tanggap terhadap sesuatu disekitarnya agaknya masih bisa dimaklumi karena mereka masih beradaptasi dengan lingkungan barunya. Tetapi kalau itu terjadi pada siswa SD kelas 6 , SMP kelas 9 dan SMA kelas 12 maka hal itu sudah tidak layak atau tidak pantas terjadi. Karena mereka sudah menjadi siswa yang tertinggi tingkatannya sehingga harus mampu menjadi panutan / contoh terbaik bagi adik-adik kelasnya. Terbaik dalam segala hal ketertibannya, karapiannya, kreatifitasnya bahkan semangat belajarnya pun harus lebih baik dari adik kelasnya.
Adalah tidak wajar dan kurang pas jika siswa yang berada ditingkat akhir dari masing-masing jenjang pendidikan masih selalu menunggu dan menunggu aba-aba dari guru kalau mau melakukan sesuatu kegiatan termasuk belajar. Membaca buku pelajaran nunggu komando, mengerjakan tugas atau PR nunggu komando. Jangan-jangan karena terbiasa selalu diberi komando, mau BAB pun nunggu komando, wah wah wah kalau seperti ini bisa celaka 16 nih jadinya.
Ada info yang disajikan dalam rangkaian kata-kata maupun berupa rekaman peristiwa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Juara 1 Kompetisi Biologi Nusantara dan Juara Harapan 1 Olimpiade Matematika
Alhamdulillah satu Prestasi kembali terukir dari siswa SMADA Bondowoso atas nama Aisyah Salsabila Liputo ( 12.A4) sebagai Jua...
-
Alhamdulillah 85 alumni SMADA 2023 DITERIMA di Perguruan Tinggi JALUR LAIN : 1. Ananda Teguh Imawan, 12 MIPA 1 , I ...
-
Alhamdulillah , info ini diperoleh dari Tim Guru BK SMADA Yang sudah LOLOS antara lain : 1. Aulia Nisa Ramadhani 12 ipa 8_pend...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar